"Inovasi, bukanlah tentang diri kita sendiri. Tapi untuk kehidupan yang lebih baik bagi anak-cucu kita nanti." Lenang Manggala, Founder Nyalanesia.
Perkembangan Teknologi, Informasi, dan Komunikasi (TIK) yang pesat menjadi tantangan bagi guru untuk berinovasi dalam pembelajaran. Inovasi dalam pembelajaran perlu dilakukan agar minat murid terhadap belajar dapat ditingkatkan. Dikutip dari dataindonesia.id, BPS mencatat persentase pengguna smartphone di Indonesia sebanyak 65,87% pada tahun 2021. Tak terkecuali pengguna di usia sekolah, pengguna smartphone yang meningkat secara terus menerus harus direspon secara positif untuk mendukung pembelajaran berbasis TIK.
Pembelajaran berbasis TIK diharapkan dapat meminimalisir dampak negatif penggunaan smartphone. Oleh karena itu, saatnya guru berinovasi dan berkolaborasi untuk memanfaatkan momentum penggunaan smartphone yang massive agar dapat berdampak positif bagi dunia pendidikan, khususnya bagi proses belajar murid.
Pemerintah melalui Plartform Merdeka Mengajar (PMM) menyediakan banyak referensi bahan ajar inovasi guru di seluruh Indonesia. Hal tersebut memudahkan kita para guru untuk berkolaborasi dan berbagi praktik baik pembelajaran inovatif.
Salah satu mata pelajaran wajib diperoleh murid pada fase E adalah matematika. Materi yang sering dianggap momok ini menjadi tantangan bagaimana meningkatkan minat belajar murid. Fokus yang akan dibahas pada tulisan ini adalah praktik baik meningkatkan belajar murid dengan metode TGT (Teams Games Tournament) pada materi Logaritma. Adapun referensi perangkat ajar diperoleh dari PMM karya Ika Desi Budiarti, S.Pd., M.Pd. Link dapat diperoleh di sini: LOGARITMA.
Murid dalam satu kelas sebanyak 36 dibagi menjadi 6 kelompok, masing-masing beranggota 6 orang. Sesuai sintaks TGT, langkah pertama adalah presentasi klasikal oleh guru. Selanjutnya dibentuk tim yang heterogen dan disiapkan permainan (games). Ada 4 permainan, yaitu:
1. Puzzle Logaritma
2. Domino Logaritma
3. Matching Sifat Logaritma
4. Solving Logaritma
Sebelum menerapkan model pembelajaran kooperatif TGT, hal yang perlu diperhatikan adalah tahapannya. Model pembelajaran ini dikembangkan oleh David De Vries dan Keith Edwards dan merupakan metode pembelajaran pertama yang dicetuskan dari universitas Johns Hopkins. Secara garis besar, tahapannya adalah sebagai berikut.
1. Penyajian materi di kelas secara klasikal.
2. Pembentukan tim (teams).
3. Permainan (games).
4. Turnamen (tournament).
5. Apresiasi tim (team recognition).
Model pembelajaran kooperatif TGT menjadi alternatif guru melaksanakan pembelajaran di kelas meski dalam kondisi keterbatasan perangkat digital. Partisipasi aktif siswa diharapkan dapat terpacu dengan adanya turnamen yang fokus untuk mengembangkan kompetensinya.
0 Comments:
Post a Comment
Berkomentar yang bijak ya. Kritik dan saran yang disampaikan dengan baik adalah petunjuk yang berharga, namun jika disampaikan dengan buruk hanya akan menjadi bualan belaka.