Aku mengira menjadi seorang guru akan membuatku menjadi pusat perhatian.

Aku sempat berprasangka, menjadi seorang guru akan menuntutku untuk jadi manusia sempurna.

Aku bahkan pernah berpikir, menjadi guru akan membuatku jadi sumber ilmu dan kebenaran bagi muridku.

Namun ternyata, inilah aku seorang guru.

Aku tetaplah manusia biasa.

Menjadi guru tidak membuatku jadi manusia yang sempurna.

Aku tidak selalu benar, dan ilmu yang kumiliki sangat terbatas.

Alih-alih jadi pusat perhatian, aku justru sering berusaha memberi perhatian, karena aku ingin muridku merasakan ketulusan.

Muridku adalah manusia yang seharusnya MERDEKA dalam belajar.

Mereka adalah benih yang akan tumbuh sesuai dengan kodratnya.

Aku ingin seperti air, yang bisa menyirami benih itu hingga tumbuh subur.

Aku ingin seperti pupuk, yang bisa memberi nutrisi bagi benih itu agar tumbuh sehat.

Tapi aku adalah seorang guru.


Menjadi guru memang tidak mudah, banyak tantangan yang harus aku hadapi, dan banyak cerita yang harus aku dengar.

Meski demikian, aku memilih bertahan.


Karena aku BANGGA.

Menjadi guru membuatku merasa tenang, dan terang.

Meski aku menjadi guru tidak membuatku menjadi malaikat, tapi aku merasa seperti cahaya.

Aku ingin membagi cahaya ini kepada muridku.

Atau bahkan, membimbing muridku agar bisa menyalakan cahayanya sendiri.

Karena aku percaya, cahaya mereka telah sampai di masa depan, dan peranku adalah menuntun mereka menemukan jalan menuju cahaya itu.


Inilah aku yang tidak sempurna, tapi aku SEORANG GURU YANG MERASA BANGGA.




0 Comments:

Post a Comment

Berkomentar yang bijak ya. Kritik dan saran yang disampaikan dengan baik adalah petunjuk yang berharga, namun jika disampaikan dengan buruk hanya akan menjadi bualan belaka.

Statistik

Followers

Subscribe Us

Popular Posts